![]() |
Foto : Tiket parkir, wisata Gunturan Hills di Kota Cilegon |
Senin, 21 Juli 2025.
CILEGON — Di balik keindahan alam dan popularitasnya di media sosial, destinasi wisata Gunturan Hills di Kota Cilegon, Banten, kini diwarnai konflik antarwarga terkait sistem retribusi dan pengelolaan akses masuk.
Gunturan Hills terletak di antara Kelurahan Grogol dan Kelurahan Pabean, namun satu-satunya akses menuju lokasi berada di jalur cor Lingkungan Cikeubel Atas, Grogol.
Jalur menanjak yang cukup ekstrem membuat warga setempat melarang kendaraan bermotor naik ke area puncak dengan alasan keselamatan.
Sebagai gantinya, pengunjung diwajibkan memarkir kendaraan di bawah dan membayar retribusi sebesar Rp5.000 per motor.
Dua lembar tiket parkir diberikan — satu ditempel di motor, satu lagi dibawa oleh pengunjung ke atas sebagai bukti.
Namun, sistem tersebut menimbulkan kebingungan, banyak pengunjung tidak mengetahui bahwa tiket parkir harus diserahkan di area puncak, tempat warga Pabean berjaga.
Misnan (23), warga Pabean yang bertugas di atas, mengaku pihaknya dirugikan karena tiket yang seharusnya menjadi dasar pencatatan jumlah kunjungan sering tidak dibawa pengunjung.
“Banyak yang naik tanpa tiket, jami jadi tidak bisa mencatat jumlah pengunjung atau menerima bagian retribusi sesuai kesepakatan.
"Kami hanya dapat capeknya, dan sampah pun ditinggalkan sembarangan,” ujar Misnan, Minggu (20/07/2025).
Keluhan juga datang dari pengunjung yang mengaku tidak mendapat penjelasan lengkap mengenai sistem tiket.
Petugas bilang tiket satu dibawa saja, nanti kalau di atas ditanya baru dikasih.
"Tapi ternyata yang di atas malah bingung karena tiket tidak sampai,” ujar seorang pengunjung asal Serang.
Pengunjung lainnya mengaku sama sekali tidak mendapatkan arahan dari petugas parkir.
“Cuma dibilang motor nggak boleh naik karena alasan keselamatan. Soal tiket, nggak dijelaskan harus gimana,” ucapnya.
Masalah ini memperuncing ketegangan antara warga Grogol dan Pabean.
Warga Pabean menilai tidak dilibatkan secara adil dalam pengelolaan Gunturan Hills dan menyoroti minimnya transparansi dari warga Lingkungan Cikeubel, yang mengelola akses utama.
Selain itu, belum adanya jalur alternatif dari wilayah Pabean menuju puncak Gunturan Hills membuat pengelolaan bersama sulit dilakukan.
Warga berharap Pemerintah Kota Cilegon turun tangan sebelum konflik berkepanjangan.
Ini wisata yang lagi viral, jangan sampai jadi sumber keributan.
"Sistem retribusinya harus ditata ulang dan semua pihak dilibatkan secara adil,” kata salah satu pengunjung yang enggan disebutkan namanya.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari Kelurahan Grogol, Kelurahan Pabean, maupun Pemerintah Kota Cilegon.
(Red)