![]() |
Foto : Rasman (60), warga Kampung Comrang Desa Tobat, Kecamatan Balaraja |
Rabu, 27 Agustus 2025.
KABUPATEN TANGERANG - Di balik megahnya pembangunan berbagai kawasan industri dan perumahan di Kabupaten Tangerang, masih ada menyisakan kisah pilu yang menyayat hati. Seorang warga bernama Rasman (60), warga Kampung Comrang Desa Tobat, Kecamatan Balaraja, terpaksa bertahun - tahun menghidupi keluarganya dengan menjadi pemulung sampah (27/08/2025)
Rasman bersama istrinya yang setiap hari, terus mengais berbagai jenis botol plastik, kardus, serta barang rongsok dari sejumlah area pembuangan sampah liar. Karena dengan barang - barang itu kemudian dirinya menjual ke pengepul dengan penghasilan tak menentu, hanya berkisar Rp. 30 ribu sampai Rp.50 ribu per hari.
"Iya mau gimana lagi Bang, karena buat kebutuhan makan sehari - hari, kan gak ada kerjaan lagi, jadi makan pun seadanya. Kadang sehari hanya bisa sekali makan," ujar Rasman dengan nada lirih menyayat hati .
Selain kesulitan ekonomi, kehidupan Rasman dan keluarganya juga harus berhadapan dengan lingkungan yang buruk. Bau busuk tak sedah sampah, lalat dan asap pembakaran menjadi makanan sehari - hari.
"Kami sering batuk karena asap sampah. Iya resikonya udah tau tapi ya mau gimana Bang," tambahnya.
"Saya cuma berharap anak - anak bisa sekolah dan punya kehidupan lebih baik. Jangan sampai ikut jadi pemulung seperti saya," ucapnya penuh harap.
Kondisi Rasman ini menunjukkan bahwa kesenjangan sosial yang masih terjadi di Wilayah Kabupaten Tangerang. Meski dikenal sebagai salah Satu Daerah dengan kawasan industri terbesar di Banten, hingga data BPS Kabupaten Tangerang untuk tahun 2023 tercatat jumlah penduduk miskin masih mencapai lebih dari 150 Ribu jiwa.
Sementara itu Aktivis sosial Kabupaten Tangerang, Ahmad Suhud yang juga selaku Direktur Eksekutif Lembaga BP2A2N Provinsi Banten, menyebutkan,Bahwa potret kehidupan Rasman adalah suatu bukti nyata bahwa pembangunan dan kemajuan suatu wilayah belum sepenuhnya berpihak kepada masyarakat kecil,"ucapanya
"Seharusnya disini peran Pemerintah Daerah bisa hadir. Jangan biarkan warga miskin bertahan hidup dari sampah, apalagi sampai membahayakan kesehatan jiwa mereka," tegasnya.
Potret Rasman hanyalah secuil gambaran dari wajah kemiskinan di Kabupaten Tangerang. Pembangunan seharusnya tak hanya sebatas infrastruktur, tetapi juga memastikan setiap warganys bisa hidup layak tanpa harus bergantung pada sampah.
"Saya yakin Rasman sendiri tidak ingin seperti itu dan menuntut banyak dari pihak mana pun. Namun dari bahasa tubuhnya, Dirinya hanya ingin Pemerintah memberi jalan agar keluarganya bisa keluar dari jerat kemiskinan tersebut," tutur Ahmad Suhud mengakhiri
(Red/Yanto)