Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

iklan

Iklan

Indeks Berita

Siswa SMKS 17 : Program Makan Bergizi Bantu Hemat Uang Jajan

Jumat, 29 Agustus 2025 | 09:31 WIB Last Updated 2025-08-29T02:31:57Z


Realitanews.co.id | CILEGON -  Program Makanan Bergizi (MBG) yang tengah dijalankan di SMKS 17 Kota Cilegon mendapatkan respon positif dari berbagai pihak, baik dari sekolah maupun para siswa. Program ini dinilai efektif dalam mengurangi konsumsi makanan tidak sehat dan mendorong kebiasaan makan bergizi di kalangan pelajar.


Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMKS 17 Kota Cilegon, Nazar Karami, menegaskan bahwa program MBG merupakan langkah strategis dalam mengubah pola konsumsi siswa yang selama ini cenderung mengandalkan jajanan ringan atau makanan instan.


“Program ini sangat baik untuk siswa. Selama ini, anak-anak cenderung lebih memilih jajanan seperti seblak atau mie instan. Sebenarnya bukan tidak baik, tapi kalau dikonsumsi terus-menerus tentu membahayakan. Dengan program ini, mereka jadi terarah untuk mengonsumsi makanan bergizi,” ujarnya.


Ia juga menyebut bahwa antusiasme siswa terhadap program ini sangat tinggi, bahkan beberapa siswa kerap bertanya kapan makanan akan dibagikan.


“Setiap kali istirahat, mereka selalu menanyakan kepada saya, ‘Pak, makanannya jam berapa?’ Itu tanda bahwa mereka benar-benar menanti dan menikmati program ini,” tambah Nazar.


Terkait menu yang disajikan, Nazar menilai bahwa komposisinya sudah cukup baik dan seimbang. Dalam setiap porsi, siswa mendapatkan karbohidrat dari nasi, protein hewani dari ayam atau telur, protein nabati dari tahu atau tempe, serta sayuran sebagai sumber serat.


“Komposisinya sudah bagus. Hanya saja, untuk sayur mungkin perlu lebih divariasikan. Karena selama empat hari ini, jenis masakan sayurnya hampir sama. Bisa jadi siswa bosan. Kalau lauk seperti ayam, tahu, atau tempe masih cukup disukai,” jelasnya.


Di sisi lain, Jonathan Setiawan, siswa kelas 12, juga menyampaikan pengalaman positifnya mengikuti program MBG. Ia merasa sangat terbantu karena tidak perlu membawa bekal atau mengeluarkan uang jajan untuk makan siang.


“Saya senang sekali ada program ini. Saya tinggal sendiri di Cilegon karena orang tua saya di Jakarta, jadi biasanya tidak ada yang siapkan bekal. Sekarang saya bisa hemat uang jajan dan tetap makan enak di sekolah,” ujar Jonathan.


Terkait menu, Jonathan mengaku tidak terlalu pemilih dan cocok dengan semua makanan yang disajikan. Namun, ia memberi masukan agar menu sayur bisa lebih disesuaikan dengan selera siswa. 


"Kalau bisa sih, sayurnya divariasikan lagi. Mungkin kangkung, sawi, atau bayam bisa dicoba. Soalnya ada yang bilang rasanya agak hambar. Tapi kalau lauk seperti ayam atau tempe, sih enak-enak aja,” tambahnya.


Jonathan juga berharap agar program MBG tidak berhenti hanya sementara, tetapi bisa terus berlanjut bahkan setelah ia lulus dari sekolah.


“Saya harap program ini jangan cuma sebentar. Kasihan juga adik-adik kelas kalau enggak merasakan. Kalau bisa malah lebih luas lagi penerapannya,” ujarnya.

(Dian)