![]() |
Ahmad Suhud, Direktur Eksekutif Lembaga BP2A2N Provinsi Banten |
Kamis, 16 Oktober 2025.
KABUPATEN TANGERANG - Beberapa hari ini ramai berita tentang Kepala SMA Negeri 1 Cimarga, Kabupaten Lebak, yang menampar siswanya karena ketahuan merokok di lingkungan sekolah Satu tamparan itu ternyata mengguncang satu sekolah, bahkan satu Negeri
Orang tua lapor polisi, hingga ratusan siswa mogok sekolah membela temannya, Kepala sekolah dinonaktifkan sementara, Pemerintah Daerah turun tangan, Media Sosial ribut dan publik terbelah antara yang membela guru dan yang membela siswa.
Fenomena ini menurut Ahmad Suhud selalu Direktur Eksekutif Lembaga BP2A2N Provinsi Banten, ikut angkat bicara dan mengomentari peristiwa kejadian tersebut. (16/10/2025)
Menurutnya, Kalau kita mau jujur, persoalannya jauh lebih dalam daripada sekadar siapa yang benar dan siapa yang salah. Kasus ini bukan sekadar “Tamparan fisik”, tapi tamparan moral untuk kita semua,"jelasnya
Bayangkan saja, Satu siswa ketahuan merokok, tapi bisa jadi yang tidak ketahuan lebih banyak dari itu. Merokok di kantin sekolah, artinya ada pedagang yang membiarkan atau bahkan ikut juga menjual rokok tersebut,"ungkap Suhud
.
Namun saat ditanya, si Siswa berbohong, lalu Guru marah, hingga kehilangan kesabaran, kemudian orang tua siswa lapor polisi. Dan yang terjadi 630 siswa sekolah tersebut, "Mogok Belajar" demi membela teman yang justru jelas telah melanggar aturan,"paparnya.
Lalu kita semua bertanya, "Apa yang sedang terjadi dengan moral dan etika anak - anak kita hari ini..??
Di sekolah, kata - kata kasar sudah dianggap biasa. Merokok, nongkrong, bahkan pergaulan bebas dianggap gaya hidup modern dan berbohong ke guru dianggap tak seberapa, kemudian etika sopan santun dianggap kuno.
Sementara yang terjadi orang tua mereka malah sibuk membela anaknya tanpa mau bercermin, apakah rumahnya sudah menjadi tempat pendidikan karakter yang pertama ?
"Saya merasa miris melihat, Guru yang hari ini berjalan di tepi jurang, Sedikit tegas dikatakan kasar, Sedikit marah dibilang melakukan kekerasan.Tapi kalau dibiarkan, anak - anak kita malah makin hilang arah.
Padahal, yang kita ketahui bersama, pendidikan sejati bukan cuma soal nilai ujian, tapi soal "Pembentukan akhlak dan tanggung jawab"
Disini guru bukan sebagai musuh anak, tapi sebagai pembimbing hidupnya. Sekolah bukan tempat memanjakan murid, tapi tempat menempa karajter dan kedewasaan,"ujar Suhud.
"Itu artinya mungkin, kita semua butuh sebuah, " Tamparan” seperti di Cimarga, namun bukan untuk menyakiti, tapi untuk menyadarkan," tuturnya
Mungkinkah bangsa ini sedang kehilangan arah dalam hal moral dan etika atau kita bukan hanya kehilangan generasi pintar, tapi juga kehilangan generasi yang berakhlak. "Hal ini tidak boleh dibiarkan dan harus segera dibenahi," jelas Ahmad Suhud Aktivis Kabupaten Tangerang yang begitu peduli dunia pendidikan
Mari kita berhenti saling menyalahkan, Guru introspeksi, agar sabar dan lebih bijak, Siswa belajar jujur dan menghargai, serta Orang tua wajib ikut serta menanamkan nilai budi pekerti, bukan hanya membela. Dan Pemerintah jangan hanya cari aman saja, tapi harus pula hadir demi melindungi martabat pendidikan,"ucapnya.
"Tamparan" dari Cimarga semestinya jadi tamparan untuk kesadaran bangsa. Karena membangun Negeri tidak cukup dengan teknologi dan ekonomi, tapi juga dengan Budi pekerti dan akhlak yang baik,"pungkasnya
.
(Red/Yanto)