Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

iklan

Iklan

Indeks Berita

Prajurit TNI Siap Dikirim ke Gaza, Tegaskan Misi Kemanusiaan Bukan Perang

Minggu, 05 Oktober 2025 | 22:33 WIB Last Updated 2025-10-05T15:33:38Z

 

Letda Laut (K/W) Diah Alya, seorang perwira wanita berusia 25 tahun

Editor : Tri Wahyudi, RealitaNews.co.id_
‎Minggu, 5 Oktober 2025.


JAKARTA – Sejumlah prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) menyatakan kesiapan mereka untuk bergabung dalam misi perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Gaza, jika sewaktu-waktu ditugaskan. Mereka menegaskan bahwa kehadiran pasukan Indonesia bukan untuk berperang, melainkan membawa misi kemanusiaan dan perlindungan terhadap warga sipil.


Letda Laut (K/W) Diah Alya, seorang perwira wanita berusia 25 tahun, mengungkapkan rasa bangganya apabila diberi kesempatan menjadi bagian dari pasukan perdamaian Indonesia yang ditugaskan ke Gaza.


“Ini adalah kehormatan besar bagi saya, karena tidak semua orang mendapat kesempatan seperti ini,” ujar Diah saat ditemui di kawasan Monas, Jakarta, dalam peringatan HUT ke-80 TNI, Minggu (05/10/2025).


Lebih lanjut, Diah mengatakan bahwa tugas di daerah konflik seperti Gaza merupakan amanah besar yang menuntut kesiapan mental, fisik, dan moral dari setiap prajurit.


“Kami di sini untuk melindungi masyarakat sipil, menciptakan keamanan dan masa damai. Ini bukan hanya tugas militer, tapi juga ujian kemanusiaan,” ucapnya.


Diah menambahkan, tantangan terbesar yang akan dihadapi pasukan Indonesia dalam misi perdamaian adalah membangun kepercayaan dari masyarakat lokal.


“Tanpa kepercayaan itu, kami tidak bisa menjalankan misi secara efektif. Kepercayaan masyarakat adalah kunci keberhasilan misi perdamaian,” ujarnya.


Sertu (K) Cut Ariesta (27), yang bertugas sebagai perencana operasi Satgas, juga menegaskan bahwa motivasi utama dirinya dalam misi ke Gaza adalah nilai-nilai kemanusiaan dan profesionalisme sebagai prajurit.


“Prajurit bukan hanya mengabdi kepada negara, tapi juga kepada sesama manusia — terutama mereka yang hidup di tengah konflik, seperti di Gaza. Kami hadir untuk membawa kepedulian dan rasa aman,” kata Cut.


Sementara itu, Kopda Dua Hari Purwo S. (36) menegaskan bahwa seluruh personel sudah ditanamkan pemahaman sejak awal bahwa misi ini bukan operasi tempur, melainkan operasi kemanusiaan.


“Kami datang bukan untuk menaklukkan musuh, tapi melindungi warga sipil. Ini membutuhkan kesabaran dan kekuatan menahan diri. Kami siap secara mental dan emosional,” ujar Hari.


Sebelumnya, dalam Sidang Umum PBB di New York, Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menyampaikan kesiapan Indonesia untuk mengirimkan lebih banyak personel TNI dalam misi perdamaian global, termasuk di Gaza, apabila diminta oleh Dewan Keamanan dan Majelis Umum PBB.


“Indonesia siap mengerahkan 20.000 personel atau lebih untuk misi perdamaian di Gaza, Ukraina, Sudan, Libya, atau wilayah lain yang membutuhkan penjaga perdamaian,” ujar Prabowo.


Presiden menegaskan, komitmen Indonesia terhadap perdamaian dunia tidak hanya diwujudkan dalam bentuk diplomasi, tetapi juga melalui kehadiran nyata pasukan di lapangan.


“Kami percaya pada PBB dan akan terus mengabdi di mana pun perdamaian membutuhkan penjaga, bukan hanya dengan kata-kata, tapi dengan kehadiran pasukan,” tegas Prabowo.


(Red/Dian).