![]() |
rehabilitasi dan normalisasi sungai Cidurian |
Senin, 6 Oktober 2025.
KABUPATEN TANGERANG - Sejumlah Kepala Desa (Kades) di 4 Kecamatan, Kabupaten Tangerang menyambut baik adanya rehabilitasi dan normalisasi sungai Cidurian oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau, Ciujung, Cidurian (BBWS C3).
Bahkan beberapa Kepala Desa menyampaikan dukungan dan apresiasinya di antaranya Kades Tobat, Kades Parahu, Kades Merak dan Kades Benda. Kemudian Kades Buniayu, Kades Sukamulya, Kades Jengkol, Kades Kemuning, dan Kades Tamiang.
Karena pada dasarnya para Kepala Desa bersama para Gapoktan (red.kelompok tani) berharap pembangunan ini dapat segera mengembalikan fungsi sungai dan saluran irigasi, termasuk saluran sekunder ada di wilayah mereka, sehingga air dapat kembali mengalir lancar untuk mengairi area pesawahan warga.
Seperti yang disampaikan Hamdani SM, Kades Buniayu Kecamatan Sukamulya, mengatakan dengan adanya normalisasi ini, pihaknya sangat berharap fungsi sungai dan saluran irigasi bisa kembali normal. Air dapat mengalir seperti sediakala sehingga sawah milik warga dapat kembali produktif,"ucapnya (06/10/2025)
“Jujur pembangunan ini telah lama saya nantikan. Hampir setiap tahun, persoalan sungai ini selalu menjadi bahan diskusi kami,disetiap Musrembang tingkat Kecamatan” katanya (06/10/2025).
“Bahkan berkali - kali kami para Kepala Desa terus mengajukan permohonan kepada Kementerian PUPR melalui BBWS C3 agar segera dilakukan rehabilitasi,” sambungnya.
Hamdani mengungkap jika dirinya berasal dari keluarga petani dan sudah belasan tahun melihat kondisi sungai tersebut sangat memprihatinkan, dangkal dan semakin menyempit, hingga sulit dialiri air, terutama saat musim kemarau tiba.
“Lihat kasihan nasib para petani, sawah mereka kini hanya bergantung pada air hujan. Dan kini mimpi mereka untuk dapat bercocok tanam padi dalam setahun 3 kali dapat terrealisasi, dengan adanya program normalisasi, tersebut,” ucapnya.
Sementara itu senada dengan pernyataan Ketua Poktan Desa Jengkol, H. Supiani yang mengatakan, "Kami masyarakat mendukung penuh pembangunan rehabilitasi dan normalisasi sungai Cidurian. Bahkan, Dirinya meminta pengerjaan tersebut harus berjalan sampai tuntas dari Hulu ke Hilir hingga ke semua saluran irigasi pesawahan petani," ucapnya
“Kami sangat berterima kasih kepada Pemerintah Pusat melalui BBWS C3, semua masyarakat di sini mendukung, apalagi jika saya lihat banyak warga yang ikut di libatkan dalam proyek pembangunan tersebut oleh pihak rekanan, dan sepengetahuan saya pelaksana dilapangan juga Welcome terhadap semua masukan dari warga,” terangnya.
Terpisah, Kepala Desa Kemuning, Kecamatan Kresek, Jamaludin SE, mengaku sangat terharu saat menerima kabar adanya sosialisasi pembangunan saluran irigasi.
Dimana, saat itu sosialisasi dihadiri BBWS C3, pelaksana kegiatan (PT. DUTA RAYA DINAMETRO), Muspika dan Muspida, kawan - kawan Kades serta kelompok tani di 4 Kecamatan yang Desanya masuk dalam kegiatan pekerjaan tersebut, "terangnya.
“Rasanya seperti mimpi. Sudah berkali - kali kami berjuang bersama kawan - kawan para Kepala Desa yang lainnya, agar saluran air di Desa kami bisa kembali berfungsi. Dan Alhamdulillah, kini sudah mulai berjalan serta terwujud,” ujarnya.
"Saya bersama para Kepala Desa lainnya siap mendukung dan membantu agar program Pemerintah Pusat tersebut dapat berjalan dengan baik, lancar dan pastinya manfaat air nya bukan hanya untuk para petani semata, tapi juga dapat menjadi serapan air sumur.
Jamaluddin mengatakan, antusiasme warga begitu tinggi. Bahkan hampir seluruh warga yang secara sukarela ikut merapikan bangunan di pinggir saluran air demi kelancaran pekerjaan tersebut,"ucapnya
“Mereka sangat mendukung karena tahu manfaatnya sangat besar untuk masyarakat,” katanya.
Semoga dengan dimulainya proyek rehabilitasi dan normalisasi Sungai Cidurian ini, fungsi irigasi dapat segera kembali optimal, serta dalam rangka mendukung program ketahanan pangan. "Buat apa gembar -gembor soal soal program ketahanan pangan (red.Ketapang) jika kita semua (petani) kesulitan air," tegasnya
“Ini menjadi salah satu bukti nyata sinergi antara Pemerintah Pusat dengan masyarakat dalam mengelola sumber daya air,” pungkasnya
(Red/Yanto)