![]() |
Dura Syahrina, Guru Bimbingan dan Konseling |
Jum'at, 10 Oktober 2025.
Jakarta – SMA Negeri Unggulan MH Thamrin, Jakarta Timur, resmi bertransformasi menjadi Sekolah Garuda, sebagai bagian dari pelaksanaan Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) yang diinisiasi langsung oleh Presiden Prabowo Subianto.
Transformasi ini menjadi tonggak penting dalam upaya mencetak generasi muda Indonesia yang unggul di bidang sains, teknologi, engineering, dan matematika (STEM). Selain itu, langkah ini juga ditujukan untuk memperluas akses pendidikan berkualitas tinggi secara merata ke seluruh penjuru negeri.
Para guru menyambut perubahan ini dengan penuh optimisme. Mereka menilai bahwa Program Sekolah Garuda dapat menjadi jembatan emas bagi siswa-siswi berbakat dari keluarga tidak mampu agar bisa menempuh pendidikan tinggi, bahkan di universitas-universitas top dunia.
“Dengan program ini, kami berharap anak-anak afirmasi (tidak mampu) juga memiliki kesempatan yang sama untuk berkuliah di luar negeri seperti mereka yang berasal dari keluarga mampu,” ujar Nur Cholis, guru SMAN Unggulan MH Thamrin.
Dalam proses penerimaannya, Sekolah Garuda menerapkan sistem seleksi yang ketat melalui tiga jalur :
1. Jalur Prestasi – untuk siswa dengan capaian atau penghargaan di bidang sains dan akademik.
2. Jalur Afirmasi – ditujukan untuk siswa dari keluarga tidak mampu, khususnya pemegang Kartu Jakarta Pintar (KJP).
3. Jalur Umum – terbuka bagi semua siswa Jakarta dengan nilai kumulatif minimal 88 pada mata pelajaran Matematika, Bahasa Inggris, dan IPA, serta harus lulus tes seleksi.
Setiap tahun, hanya 88 siswa terbaik yang diterima, dengan komposisi setara: 44 siswa laki-laki dan 44 siswa perempuan.
Sebagai sekolah unggulan, lembaga ini telah dikenal luas berkat sistem pendidikannya yang berkualitas tinggi. Sekolah Garuda mengadopsi tiga kurikulum utama secara simultan :
Kurikulum Internasional Cambridge
Kurikulum Olimpiade Sains
Kurikulum Nasional Indonesia
“Anak-anak di sini sebenarnya sudah memiliki jalan untuk bisa kuliah ke luar negeri. Namun dengan adanya program Sekolah Garuda, kami berharap jalannya semakin terbuka lebar,” tambah Nur Cholis.
Dura Syahrina, Guru Bimbingan dan Konseling, juga menyampaikan rasa terima kasih dan harapannya terhadap program ini.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Presiden Prabowo yang telah menggagas ide Sekolah Garuda ini. Semoga ke depan, setiap provinsi memiliki Sekolah Garuda sendiri agar semakin banyak anak-anak Indonesia bisa menempuh pendidikan tinggi di luar negeri,” ujarnya.
Dura juga menekankan pentingnya pemerataan akses pendidikan, terutama bagi anak-anak di daerah yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata namun belum terfasilitasi.
“Saya percaya, di berbagai daerah di Indonesia banyak sekali anak-anak potensial yang seharusnya mendapat kesempatan pendidikan yang lebih luas. Karena itu, harapannya ke depan bisa dibangun Sekolah-Sekolah Garuda di seluruh provinsi,” tutup Dura.
(Red/Dian).