![]() |
| Ahmad Suhud, Direktur Eksekutif Lembaga BP2A2N Provinsi Banten |
Selasa, 25 November 2025.
KABUPATEN TANGERANG - Hal ini disampaikan Ahmad Suhud selalu Direktur Eksekutif Lembaga BP2A2N Provinsi Banten kepada Awak Media (25/11/2025)
Semua orang mengakui, guru memegang kunci utama sukses tidaknya pembelajaran di sekolah. Dulu prilaku guru bagaikan mega bintang yang akan menjadi idola siswanya dan masyarakat di sekitarnya dalam berbagai hal.
Guru bagaikan manusia yang berjiwa agung. Seperti yang dilukiskan oleh James D Young yang dikutif oleh Herry Widiastono tentang pandangan masyarakat terhadap guru, yaitu manusia yang serba tahu, serba bisa, dan memiliki wibawa tinggi,"jelasnya
Guru di masa lalu dinilai memiliki kwalitas berkarakter, mempunyai semangat berkorban untuk siswa dan masyarakat, dan umumnya mampu membimbing menjadi masyarakat yang memiliki wawasan
Namun, bagaimana dengan guru dimasa kini ? Apakah dengan dilaksanakannya sertifikasi guru terhadap profesinya, akan muncul tokoh pejuang Pendidikan tersebut, seperti yang diharapkan masyarakat ? Dan apakah citra Pendidikan bisa lebih baik,?.
Ahmad Suhud menjelaskan, Pada diskusi “Sewindu Kurikulum Merdeka Visi Indonesia 2045” Salah satunya membahas gambaran Pendidikan saat ini. Para pembicara juga menyampaikan kekhawatiran mereka, Disitu diungkapkan bahwa kehadiran guru yang berkualitas masih sebatas harapan. Suatu kenyataan yang harus diterima. Sudah umum diketahui kehadiran guru bukan "By Design, tetapi By Condition".
Pendidik (red.Guru) merupakan komponen vital dan fundamental dalam proses pendidikan, yang mengedepankan proses pematangan pola pikir, pola tindak dan pengembangan serta pembinaan karakter (Character Building) bangsa untuk mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya
"Pendidik Berkarakter, Memiliki fisik yang kuat, memiliki integiritas kepribadian, mantap (stabil), dewasa, berwibawa, Berbudi pekerti luhur, Penuh tanggung jawab, Memiliki jiwa keteladanan, Memiliki keteguhan atau ketetapan hati berjuang membangun dan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia seutuhnya melalui tugas - tugas yang diembannya"jelas Suhud
Artinya tidak mudah terpengaruh pada upaya - upaya atau kondisi yang dapat mengakibatkan mereka ke luar (out of track) dari “jalan dan perjuangan yang benar”.
Ingat, Pendidik berkarakter dan cerdas sangat diperlukanv? Dalam situasi dan kondisi bangsa yang masih dilanda krisis Multidimensi yang berkepanjangan dan masih diselimuti ketidakpastian dalam berbagai aspek kehidupan,"tutur Suhud.
Eksistensi pendidikan merupakan penyejuk dan sekaligus pemberi harapan terhadap kecerahan masa depan bangsa. Melalui pendidikan, semua aspek kehidupan berbangsa dan bernegara diharapkan dapat berevolusi sesuai dengan peran dan fungsi masing - masing secara sinergis menuju tercapainya tujuan Nasional.
Keberadaan dan kehadiran pendidik sebagai "Key Actor in The Lerning Process" yang profesional, berkarakter dan cerdas merupakan suatu kebutuhan. Tak seorang pun menyangkal bahwa jika sebuah bangsa ingin maju dan berkarakter, maka pendidikannya harus benar - benar berkualitas dan berkarakter,"ucapnya.
Perlu diketahui bersama, Tak seorang pun mengelak bahwa jika menginginkan pendidikan yang berkualitas dan berkarakter, maka dimulai dari guru yang berkualitas dan berkarakter. Tak seorang pun menyangkal pula jika guru/pendidik yang berkualitas dan berkarakter itu hanya akan lahir dari Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) yang berkualitas dan berkarakter juga.
Urgensi Pendidikan Karakter, Selama dimensi karakter tidak menjadi bagian dari kriteria keberhasilan dalam pendidikan, selama itu pula pendidikan tidak akan berkontribusi banyak dalam pembangunan karakter” (I Gedhe Raka).
”Dalam kenyataanya, pendidik berkarakterlah yang menghasilkan SDM handal dan memiliki jati diri. Oleh karena itu, jadilah manusia yang memiliki jati diri, berkarakter kuat dan cerdas.” ungkap Suhud
”Pilar akhlak (moral) yang dimiliki (mengejewantah) dalam diri seseorang, sehingga ia menjadi orang yang berkarakter baik (Good Character), memiliki sikap jujur, sabar, rendah hati, tanggung jawab dan rasa hormat, yang tercermin dalam kesatuan organisasi pribadi yang harmonis dan dinamis.
Karena tanpa adanya nilai - nilai moral dasar (basic moral values) yang senantiasa mengejewantah dalam diri pribadi kapan dan di mana saja, orang dapat dipertanyakan kadar keimanan dan ketaqwaannya,"pungkasnya
(Red/Yanto)
