Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

iklan

Iklan

Indeks Berita

Ahmad Suhud, Ingatkan Tujuan Kopdes Merah Putih Jangan Sampai Mematikan Usaha Swasta Yang Ada di Desa

Minggu, 01 Juni 2025 | 12:50 WIB Last Updated 2025-06-01T05:50:10Z

 

Foto Ilustrasi

Editor : Tri Wahyudi, RealitaNews.co.id_
‎Minggu, 1 Juni 2025.


KABUPATEN TANGERANG - Pembentukan Koperasi Merah Putih (KMP) di Desa dan Kelurahan, khususnya di Kabupaten Tangerang mulai menuai perhatian.


Sejumlah pihak khawatir koperasi ini akan bersaing langsung dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang lebih dulu eksis.


Terlebih, terdapat kesamaan wilayah kerja, seperti di sektor distribusi barang dan jasa.


Juga, selama ini eksistensi BUMDes di dejumlah Desa di Kabupaten Tangerang, tidak terlihat di permukaan. Bahkan ada yang tak berjalan.


Menanggapi hal tersebut, Ahmad Suhud selaku Ketua Direktur Eksekutif LSM BP2A2N Banten, menegaskan bahwa KMP hadir bukan sebagai kompetitor.(01/06/2025) 


“Harapannya koperasi Desa dan Kelurahan Merah Putih (KMP) di Kabupaten Tangerang, itu bukan sebagai pesaing BUMDes, tapi justru sebagai mitra,” tegas Suhud Aktivis muda yang gemar berolahraga bulutangkis dan sepak bola


Dia menyebut, Dua entitas ini bisa saling mengisi dalam memperkuat ekonomi Desa dan Kelurahan.


“Misalnya di satu Desa, BUMDes punya toko. Nah, koperasi bisa jadi supplier-nya. Kebutuhan seperti beras, minyak, bisa dipasok dari KMP,” lanjutnya.


KMP, tambahnya, akan bekerja sama langsung dengan prinsipal atau pabrikan, sehingga jalur distribusi lebih efisien.


Di samping itu, KMP juga bisa bergerak di bidang pelayanan kesehatan seperti Apotek Desa. Sehingga tak berkutat pada penyediaan kebutuhan pokok saja.


“Tentunya untuk yang berkaitan dengan kesehatan, koperasi harus koordinasi dulu dengan Dinas Kesehatan,” jelasnya.


Ahmad Suhud menilai, sektor jasa seperti apotek seharusnya tidak menjadi masalah selama semua pihak memberi layanan terbaik. Ia juga menepis anggapan bahwa KMP nantinya akan mematikan usaha swasta yang sudah ada.


“Pelaku usaha yang sudah ada itu kita ajak kemitraan. Jangan sampai mereka merasa dimatikan. Justru kita dorong untuk kolaborasi,” katanya.


Misalnya salah satu fokus KMP adalah membantu petani melalui peran sebagai Offtaker saat panen.


“Koperasi ini ditugaskan meminimalisir peran tengkulak. Tujuannya agar hasil pertanian, seperti gabah, bisa dibeli sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET),” jelasnya


Kemudian saat musim panen, harga gabah kerap anjlok di bawah HET. Di sinilah koperasi diharapkan hadir sebagai Stabilisator.


Menurutnya, KMP perlu bekerja sama dengan Bulog dan memiliki gudang serta resi gudang.


“Gabah yang dibeli tidak langsung dijual. Masuk gudang dulu. Nanti kalau harga sudah stabil, baru dijual,” jelasnya lagi.


Ahmad Suhud berharap Desa - Desa penghasil gabah bisa mulai membangun gudang sendiri. Dari sisi pemberdayaan, UMKM lokal juga dilibatkan dalam ekosistem KMP.


“UMKM kita banyak, tapi tidak semua punya produk. Yang kita ajak kerja sama itu yang punya produk, seperti makanan kering, minuman herbal, dan kerajinan,"ucap Suhud


Dengan pendekatan kemitraan, dirinya berharap tidak terjadi tumpang tindih fungsi antara KMP dan BUMDes dan Jika dikelola dengan prinsip kolaborasi, keduanya bisa saling memperkuat dan mendorong kesejahteraan masyarakat Desa,"pungkasnya



(Red/Yanto)