![]() |
Foto : Peresmian empat Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) berganti nama |
Minggu, 1 Juni 2025.
Bogor, - Pemerintah Kabupaten Bogor kembali menegaskan komitmennya terhadap reformasi birokrasi di sektor kesehatan. Dalam langkah strategis yang menyentuh dimensi identitas dan pelayanan, empat Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) resmi berganti nama. Langkah ini menjadi simbol transformasi kelembagaan demi meningkatkan akuntabilitas, profesionalisme, dan mutu pelayanan publik di bidang kesehatan.
Peresmian dilakukan oleh Bupati Bogor, Rudy Susmanto, melalui penandatanganan prasasti yang digelar di Gedung Public Safety Center 119, Selasa (27/5/2025). Rudy menegaskan bahwa perubahan nama ini bukan sekadar penggantian label administratif, melainkan bagian dari reposisi peran rumah sakit sebagai institusi publik yang harus adaptif, transparan, dan bertanggung jawab terhadap kebutuhan masyarakat.
“Nama baru harus membawa semangat baru. RSUD sebagai institusi negara harus menjadi simbol layanan yang bersih, responsif, dan berpihak kepada rakyat,” kata Rudy dalam sambutannya.
Berikut empat RSUD yang kini mengusung identitas baru:
RSUD Cibinong menjadi RSUD Bakti Pajajaran
RSUD Ciawi menjadi RSUD Dr. KH Idham Chalid
RSUD Leuwiliang menjadi RSUD R. Moh. Noh Nur
RSUD Cileungsi menjadi RSUD RH. Satibi
Perubahan nama ini merupakan hasil konsultasi intensif dengan para direktur RSUD dan keluarga tokoh nasional yang namanya digunakan. Ini menjadi wujud keseriusan pemerintah daerah dalam membangun legitimasi dan kepercayaan publik melalui proses yang inklusif dan berintegritas.
Lebih jauh, perubahan nama juga selaras dengan tiga agenda besar Pemkab Bogor di bidang kesehatan, yakni:
Peningkatan Aksesibilitas: Rumah sakit harus hadir di tengah masyarakat dengan layanan yang mudah dijangkau.
Standarisasi Mutu: Dari sarana-prasarana hingga pelayanan medis, semua ditata untuk memenuhi standar nasional.
Integrasi Layanan: Mendorong sinergi antarinstansi dan unit layanan untuk mewujudkan sistem kesehatan yang menyatu dan efisien.
Transformasi identitas ini diharapkan menggerakkan perubahan menyeluruh dalam manajemen rumah sakit, mulai dari peningkatan kompetensi SDM, modernisasi sistem informasi, hingga pola komunikasi yang lebih terbuka kepada publik.
“Rumah sakit bukan hanya tempat berobat, tapi wajah negara dalam merawat rakyatnya. Kita ingin warga merasakan layanan yang manusiawi, cepat, dan berkeadilan,” tegas Rudy.
Ia menutup sambutan dengan ajakan kolaboratif: “Kita tidak bisa sendiri. Pemerintah, tenaga medis, dan masyarakat harus berjalan bersama mewujudkan layanan kesehatan yang terpercaya dan berkelas.”
(Red)