Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

iklan

Iklan

Indeks Berita

H. Retno Juarno SH : Aneh...!!! Pilkades Banyu Asih Masih Lama, Tapi Nuansa Politik Sudah Mulai Memanas

Sabtu, 01 November 2025 | 19:50 WIB Last Updated 2025-11-01T12:50:33Z
 H. Retno Juarno SH, Ketua LSM KOMPAK-TRB


Editor : Tri Wahyudi, RealitaNews.co.id_
‎Sabtu, 1 November 2025.


KABUPATEN TANGERANG - Kembali Issue tak sedap terhadap kinerja Pemerintah Desa Banyu Asih, Kecamatan Mauk, Kabupaten Tangerang, melanda. Munculnya berbagai kabar miring tersebut, akibat dari sebuah trik politik kepentingan dan hal itu memang sengaja dihembuskan oleh oknum yang berniat maju atau mendukung salah satu kandidat pada gelaran ajang Pilkades mendatang


Hal tersebut disampaikan oleh H. Retno Juarno SH, selaku Ketua LSM KOMPAK-TRB (Komunitas Masyarakat Pemberantas Korupsi- Tangerang Raya) kepada Awak media. Menurutnya, "Ini fenomena aneh yang terjadi di wilayah Pemerintah Desa setempat, bahkan sampai dituduh tidak terbuka kepada publik soal laporan realisasi APBDesa tahun anggaran 2024, Lucu sekali," jelasnya (31/10/2025) 


Terlebih tuduhan tersebut sempat tayang di sebuah media online (31/10/ 2025.) Judulnya, Kejaksaan Diminta Tindak Tegas Dugaan Korupsi Dana Desa Banyu Asih Tangerang


Dalam isi berita tersebut, dinarasikan bahwa, Pemerintah Desa Banyu Asih ditahun anggaran berjalan terdapat dugaan penyalahgunaan dan adanya sejumlah kejanggalan yang ditemukan dalam program pemberdayaan masyarakat," jelas H. Retno Juarno


Menurutnya, tuduhan tersebut tidak berdasar, terkesan ada kemungkinan si penulis berita, hanya mengakses informasi sepihak, alias hanya dari Sdr.Sutarmu yang memang warga setempat dan pendukung juga Timses salah satu Calon Kades waktu itu,"terangnya


"Cuma sayangnya Sdr Sutarmu kurang jeli dan hanya mengetahui lewat website Desa yang lama, bukan yang baru. Dan soal laporan realisasi APBDesa tahun anggaran 2024, semuanya sudah diunggah di website Desa yang baru. Bahkan telah melalui pemeriksaan serta dilaporkan secara berkala kepada pihak Inspektorat juga Dinas atau instansi terkait," tegasnya


"Jika memang terjadi ke tidak sesuaian antara pelaksanaan kegiatan dan Rencana Anggaran Biaya (RAB), pastinya pihak Dinas, Inspektorat, dan Pihak Kecamatan serta pendamping Desa, pastinya tidak akan menerima SPJ/LPJ Pemerintah Desa Banyu Asih," tuturnya


Ketidak puasan terhadap kinerja Pemerintahan Desa Banyu Asih sekarang, itu adalah hal yang wajar, namanya juga manusia, ada saja Pro dan Kontra, namun terus - terusan memiliki "Penyakit Hati" selamanya hanya akan dihantui ketidak puasan, padahal semua itu bisa dibicarakan secara kekeluargaan, agar tak ada yang merasa tersakiti,"ujarnya mengakhiri


Sementara itu Ahmad Hariri, Kepala Desa Banyu Asih Kecamatan Mauk, mengatakan jika dirinya tak pernah bertemu atau dikonfirmasi oleh teman - teman media tersebut,”ungkapnya.


"Hingga sekarang tidak pernah ada dari pihak oknum media online yang bersangkutan melakukan konfirmasi atau pun bertanya langsung kepada saya, tentang laporan realisasi dan penyerapan APBDesa tahun anggaran 2024 lalu.


Apalagi ini yang disorot dalam isi pemberitaan adalah program Peningkatan Produksi Peternakan, yang mencakup pengadaan alat produksi dan pengelolaan kandang, dengan nilai anggaran sebesar Rp. 60. 510. 000," tuturnya


Semuanya telah kita sampaikan dan laporkan secara ril dan dilengkapi dengan data dan dokumentasinya, bahkan sudah diperiksa langsung oleh Pihak Kecamatan dan Inspektorat, melalui Monev berjenjang," tuturnya


Selanjutnya terkait Pemeliharaan Sampah Desa/Pemukiman yang ada di dalam RAB itu. Disitu juga tertulis jelas program pengadaan beberapa gerobak sampah dan juga mencantumkan secara rinci untuk BOP tukang sampah Desa (red.Pesapon),"ujar Hariri


Jadi dalam pemberitaan tersebut ada yang salah dalam penulisnya. "Tidak benar, disitu tertulis, "Pengadaan Bank Sampah dan fasilitas pendukung senilai Rp.70.839.000," tutur Hariri


Dan yang terakhir dalam pemberitaan tersebut juga tertulis program bantuan perikanan di RT.012/RW 03, pengadaan bibit ikan, pakan, dan sarana penunjang dengan total anggaran Rp.109.510.000, semuanya telah terrealisasikan sesuai Kelompok Penerima Manfaat (KPM) masing - masing,"ujarnya


Dan itu semua masih ada dan sebagian masih berjalan, tetapi mungkin yang tertulis disitu hanya terlihat kolam plastik berwarna biru yang sudah kosong, karena memang ada yang habis panen dan ada yang memang sudah tak digunakan lagi,"terang Ahmad Hariri


"Jadi, silahkan untuk lebih detail nya, tanya kan langsung saja kepada para KPM di Desa kami, agar jangan sampai terjadi kesimpangsiuran informasi tersebut,"ucapnya


Kami secara pribadi dan Pemerintahan Desa Banyu Asih, selalu "Welcome" terhadap semua masukan, kritik dan saran, yang positif, karena adanya rekan - rekan Lembaga dan Media sebagai Mitra kerja dan kontrol bagi kami, agar menjadikan sebuah bahan evaluasi kedepan. 


"Terima kasih juga kepada teman - teman Media maupun Lembaga yang sudah ikut serta melihat, mengawasi, dan memonitoring pelaksanaan pembangunan di Desa Banyu Asih,"ungkap Ahmad Hariri


Sementara itu, Jamal selaku penerima manfaat dan pengelola bantuan 6 ekor Kambing, yang ditemui Awak media mengatakan jika bantuan tersebut benar - benar diterima dan dirasakan hasilnya langsung olehnya."Allhamdulilah bantuan pengembang biakan kambing dari Pemerintah Desa Banyu Asih melalui program pemberdayaan masyarakat, sudah kami terima dan saat ini telah berkembang dan bergulir kepada kelompok yang lain," ucapnya


Disinggung soal nuasa politik yang mulai memanas di Wilayah Desa Banyu Asih, jelang Pilkades 2027 mendatang, Jamal menjawab, "Itu masih amat jauh perjalanannya bang?,kini tugas kita selaku masyarakat hanya berupaya mendukung segala program Pemerintah Desa yang saat ini sedang berjalan, Soal urusan itu nanti saja,"ungkapnya


Senada dengan Sanian, penerima bantuan ternak ikan lele. Dirinya menjelaskan sejak awal kami Terima bantuan tersebut berupa bibit lele sebanyak 2000 ekor beserta pakan, dan sudah merasakan 3 kali panen,"paparnya


Namun kini memang agak sedikit berkurang atau macet, karena faktor harga jual sedikit menurun dan harga beli pakan terbilang sangat mahal, sehingga ada sejumlah kolam yang belum terusi atau masih kosong,"ungkapnya


Soal adanya berita dan Issue miring terkait adanya Program pemberdayaan di Desa Banyu Asih yang diberitakan tersebut, "Itu tidak benar, Saya saksi hidup dan salah satu penerima manfaatnya," tegasnya kesal



(Red/Yanto)