![]() |
| momen kelulusan Sekolah Lansia 2025 |
Kamis, 27 November 2025.
KABUPATEN TANGERANG - Di tengah laju modernisasi, Kabupaten Tangerang menghadirkan pemandangan inspiratif dengan diwisudanya ratusan lanjut usia (lansia) yang berdiri tegap mengenakan toga, menyambut momen kelulusan mereka dari Sekolah Lansia 2025 yang digelar di Hotel Lemo, Kecamatan Kelapa Dua, (27/11/2025).
Dalam kesempatan ini Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Prima Saras Puspa, mengatakan bahwa wisuda sekolah lansia tersebut merupakan bukti bahwa usia bukanlah batasan untuk belajar dan berkarya.
"Wisuda lansia ini adalah bukti bahwa usia bukanlah batasan untuk terus belajar dan berkarya. Mereka tetap semangat, produktif dan tentu saja menginspirasi kita semua," ujar Prima
Menurutnya, peningkatan jumlah lansia harus dipandang sebagai peluang, bukan beban. Berdasarkan data, jumlah lansia di Kabupaten Tangerang mencapai 283.846 jiwa dengan angka harapan hidup 75 tahun, lebih tinggi dari rata - rata nasional,"ucapnya
“Pertumbuhan jumlah penduduk lansia menjadi potensi besar bagi pembangunan. Kehadiran lansia akan berdampak positif apabila mereka sehat, aktif, produktif, dan mandiri. Inilah yang ingin kita wujudkan melalui Sekolah Lansia,” ungkapnya.
Prima juga menambahkan bahwa program Sekolah Lansia merupakan bagian dari program prioritas SIDAYA (Lansia Berdaya) yang dirancang untuk meningkatkan kwalitas hidup warga usia lanjut melalui pendekatan edukatif dan sosial di tingkat komunitas.
"Sekolah Lansia merupakan pengembangan dari kelompok Bina Keluarga Lansia (BKL), wadah pembelajaran Non-formal yang memberikan pendidikan sepanjang hayat bagi lansia.
Di Kabupaten Tangerang, saat ini telah terbentuk 290 kelompok BKL dan 16 Sekolah Lansia yang tersebar di berbagai kecamatan," jelasnya
Pada wisuda tahun 2025 ini, peserta wisuda berasal dari 4 Sekolah Lansia, yakni BKL Rembulan di Desa Mekarsari (Kecamatan Jambe), BKL Anggrek di Desa Kemuning (Kecamatan Kresek), BKL Matuga Seroja di Desa Caringin (Kecamatan Legok), dan BKL Hibrida di Kelurahan Kutajaya (Kecamatan Pasar Kemis).
Dia menambahkan para wisudawan telah mendapatkan pembelajaran mulai dari kesehatan fisik, pengelolaan emosi, spiritualitas, hingga keterampilan hidup.
“Sekolah Lansia adalah wujud nyata bahwa pendidikan tidak berhenti oleh usia. Ini adalah ruang bagi para lansia untuk terus belajar, berkembang, dan berkontribusi,” imbuhnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Perwakilan Kemendukbangga/BKKBN Provinsi Banten, Rusman Efendi pun menegaskan bahwa pembangunan lansia tangguh menjadi bagian dari "Quick Win" program Nasional menuju Indonesia Emas 2045.
“Menjadi lansia adalah fitrah, tetapi menjadi lansia tidak berarti menjadi beban. Lansia memiliki potensi untuk tetap sehat, mandiri, aktif, produktif, dan bermartabat atau SMART melalui tujuh dimensi lansia tangguh,” jelas Rusman.
Tujuh dimensi tersebut mencakup spiritual, fisik, emosional, intelektual, sosial, vokasional, serta lingkungan. Ia menyebut, Sekolah Lansia bukan hanya tempat belajar, tetapi juga ruang membangun harga diri dan makna hidup bagi para lansia.
“Kami meyakini bahwa lansia adalah generasi kaya pengalaman yang tetap dapat memberi kontribusi nyata bagi keluarga dan masyarakat,” seru dia.
Berdasarkan Data Aplikasi SIDAYA mencatat terdapat 35 Sekolah Lansia di Provinsi Banten dengan 1.040 siswa, di mana 620 di antaranya telah diwisuda. Dengan tambahan 100 wisudawan tahun ini, total kini mencapai 720 lansia lulusan Sekolah Lansia se-Provinsi Banten hingga 2025.
Rusman menegaskan bahwa wisuda ini bukan sekadar seremoni. “Wisuda ini adalah wujud penghormatan kita kepada lansia. Mereka bukan hanya penerima manfaat, tetapi aktor penting dalam ketahanan keluarga dan pembangunan sosial,” katanya mengakhiri.
(Red/Yanto)
