Senin, 8 Desember 2025.
KABUPATEN TANGERANG - Pemimpin Redaksi Suarageram.co menyesalkan serangan siber berupa Distributed Denial of Service (DDoS) terhadap situs berita suarageram.co dalam dua pekan terakhir.
Serangan siber DDoS itu secara khusus menyasar usai pemberitaan yang mengkritisi soal kinerja beberapa OPD di Kabupaten Tangerang yang berkaitan dengan perizinan di kawasan industri PT Kartika Alas Utama di Desa Kadu Kecamatan Curug Kabupaten Tangerang Banten.
Diketahui beberapa berita yang telah tayang itu diantaranya soal tudingan LSM terhadap pihak Pemkab yang dinilai tutup mata terhadap sejumlah bangunan gedung tak berizin hingga mengancam akan melaporkan ke KPK maupun Kejagung bahkan menyentuh ranah DPRD soal fungsi kontroling bahkan dinilai slow respon terhadap aduan.
Pasca tayangan beberapa berita itu pun, seketika website suarageram.co bak dihantam badai, langsung eror.
"Kalau tayang berita yang mengkritisi soal kinerja OPD, langsung eror, dalam 2 pekan ini sudah 3 kali. Sebelumnya juga pernah kalau nggak salah pada tahun 2023," ujar Burhan wartawan suarageram.co kepada wartawan, Minggu (08/12/2025).
Hal tersebut kata Burhan dibenarkan oleh tim IT suarageram.co meskipun dia tidak menyebut dari mana sumber serangan siber DDoS tersebut. Namun demikian, serangan DDoS yang saat ini sangat luar biasa, tidak seperti virus DDoS yang sebelumnya pernah bersarang di website suarageram.co pada tahun 2023 lalu.
"Kata tim IT saya serangan siber DDoS ini beda seperti yang dulu, yang sekarang langsung sikat website," ujarnya.
Terkait hal ini, Burhan mengatakan bahwa serangan DDoS terhadap situs website media atau jurnalis bisa dikategorikan melanggar Pasal 18 ayat (1) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers (UU Pers).
"Jika memang ada yang sengaja melakukan itu, maka tindakan tersebut bisa dianggap atau dikategorikan sebagai upaya untuk menghambat atau menghalangi pelaksanaan kerja wartawan.
Namun demikian, belum ada kepastian apakah serangan siber ini berasal dari pihak yang merasa dirugikan atau bukan.
Namun hal ini patut diduga ada orang di balik serangan DDoS, bukan terjadi secara acak atau otomatis tanpa campur tangan manusia.
(Red/Yanto)
